gambar

gambar

HOME

Ikhtilat-nya Sang Aktivis Kenapa terjadi ?!?!

| Jumat, 22 April 2011
"Dia  ikhwan  ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat
sekali???,"  tanya  seorang akhwat kepada temannya karena ia sering
melihat  seorang  aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis,
sangat dekat posisi tubuhnya.

"Mbak,  akhwat  yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,"
tanya  sang  mad'u  kepada  murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis
rohis  itu  kemana-mana  selalu  bersama sehingga terlihat seperti pasangan
yang sudah menikah.

"Duh?  ngeri,  lihat  itu? ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat??," ujar
seorang  akhwat  kepada  juniornya,  dengan  wajah  resah,  ketika  melihat
ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.

"Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?," Tanya
seorang akhwat penuh keheranan.

Demikianlah  kejadian  yang  sering  dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas
pergaulan ikhwan-akhwat  masih  saja  terjadi  dan hal itu bisa disebabkan
karena:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.

Dan  bisa  jadi  kejadian  itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi
penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut
dan  celana  mengatung,  namun  kita  lupa  menghiasi  akhlak.  Kita  sibuk
berhiaskan  simbol-simbol  Islam  namun lupa substansi Islam. Kita berkutat
menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.

Sesungguhnya panggilan 'ikhwan' dan 'akhwat' adalah panggilan persaudaraan.
'Ikhwan'  artinya  adalah  saudara  laki-laki,  dan 'akhwat' adalah saudara
perempuan.  Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar
itu  ditujukan  untuk  orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang
islamnya  shahih,  syamil,  lurus  fikrahnya  dan akhlaknya baik. Atau bisa
dikonotasikan  dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan
ke-'ikhwanan'-nya   atau   ke-'akhwatan'-nya   bila   belum   bisa  menjaga
batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.

Aktivis sekuler tak lagi segan !!!

Seorang  ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya,
"Ustadz,  dulu  saya  salut  pada  orang-orang  rohis  karena  bisa menjaga
pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi
tak segan lagi."

Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang
ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang
bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan
demikian  pula  sebaliknya.  Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah
sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.

Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat

Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:

1. Pulang Berdua
Usai  rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang
bersama  di  mobil  ikhwan.  Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu
dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.

2. Rapat Berhadap-Hadapan
Rapat  dengan  posisi  berhadap-hadapan  seperti  ini  sangatlah 'cair' dan
rentan  akan  timbulnya  ikhtilath.  Alangkah  baiknya  -  bila belum mampu
menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.

3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yang mengatakan, "Dari mana datangnya cinta? Dari mata
turun  ke  hati". Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, "Ah, tidak
perlu  gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!" Namun, tentu aplikasinya
tidak  harus  dengan  cara  selalu  menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak
dinding.  Mungkin  dapat  disiasati  dengan melihat ujung-ujung jilbab atau
mata semu/samping.

4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun
alasannya,  bukankah  masyarakat  kampus tidak ambil pusing dengan apa yang
sedang  didiskusikan  karena  yang  terlihat  di mata mereka adalah aktivis
berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.

5. "Men-tek" Untuk Menikah
"Bagaimana,  ukh?  Tapi  nikahnya  tiga  tahun lagi. Habis, ana takut antum
diambil  orang."  Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga 'men-tek' seorang
akhwat  untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan
akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.

6. Telfon Tidak Urgen
Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.

7. SMS Tidak Urgen
Saling  berdialog  via  SMS  mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan
da'wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.

8. Berbicara Mendayu-Dayu
"Deuu  si  akhiii,  antum  bisa aja deh?.." ucap sang akhwat kepada seorang
ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.

9. Bahasa Yang Akrab
Via  SMS,  via  kertas,  via  fax,  via  email ataupun via YM. Message yang
disampaikan  begitu  akrabnya,  "Oke  deh Pak fulan, nyang penting rapatnya
lancar  khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :) ."
Meskipun  sudah  sering  beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah
bukan  sepasang  suami  isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya.
Walau  ini  hanya  bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima
ataupun si pengirim sendiri.

   10. Curhat
"Duh,  bagaimana ya?., ane bingung nih, banyak masalah begini ? dan begitu,
akh?."  Curhat  berduaan  akan  menimbulkan  kedekatan,  lalu  ikatan hati,
kemudian  dapat  menimbulkan  permainan  hati yang bisa menganggu tribulasi
da'wah.  Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan
da'wah.

11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM  termasuk  fasilitas.  Tidaklah  berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal
penting  di  sini.  Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar
kemana-mana  dan  tidak  fokus pada da'wah karena khalwat virtual bisa saja
terjadi.

12. Bercanda ikhwan-akhwat
"Biasa  aza  lagi,  ukhtiii? hehehehe," ujar seorang ikhwan sambil tertawa.
Bahkan  mungkin  karena  terlalu  banyak  syetan di sekeliling, sang akhwat
hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.

Dalil untuk nomor 1-5:
a.  Rasulullah  SAW  bersabda,  "Barangsiapa  beriman kepada Allah dan hari
akhir,  maka  jangan  sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan
yang  tidak  bersama  mahramnya,  karena  yang  ketiganya  ialah  syaitan."
( HR.Ahmad)

b.  Allah  SWT  berfirman, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,
'Hendaknya   mereka  menahan  pandangannya  dan  memelihara  kemaluannya??"
(QS.24: 30)

c.  Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada wanita yang beriman,
   'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya??"  (
QS.24: 31)

d.  Rasulullah  SAW  bersabda,  "Pandangan  mata  adalah  salah  satu  dari
panah-panah  iblis,  barangsiapa  menundukkannya  karena  Allah,  maka akan
dirasakan manisnya iman dalam hatinya."

e.  Rasulullah  saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan
yang  satu  dengan  pandangan  yang  lain.  Engkau  hanya  boleh  melakukan
pandangan  yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu."
(HR Ahmad)

Dalil untuk nomor 6-12:
"...  Maka  janganlah  kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)

Penutup

Di  dalam  Islam,  pergaulan  laki-laki  dan  perempuan  sangatlah  dijaga.
Kewajiban  berjillbab,  menundukkan  pandangan,  tidak  khalwat (berduaan),
tidak   ikhtilath   (bercampur   baur),   tidak   tunduk   dalam  berbicara
(mendayu-dayu)  dan  dorongan  Islam untuk segera menikah, itu semua adalah
penjagaan  tatanan  kehidupan  sosial  muslim  agar  terjaga kehormatan dan
kemuliaannya.

Kehormatan   seorang   muslim   sangatlah   dipelihara   di   dalam  Islam,
sampai-sampai  untuk  mendekati zinanya saja sudah dilarang. "Dan janganlah
kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk."
   (QS. Al Isra:32).

Pelanggaran  di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina
karena  jika  dibiarkan,  bukan  tidak mungkin akan mengarah pada zina yang
sesungguhnya,   na'udzubillah.
   Maka,  bersama-sama  kita  saling  menjaga
pergaulan  ikhwan-akhwat.  Wahai  akhwat?.,  jagalah para ikhwan.
   Dan wahai ikhwan?.,  jagalah  para  akhwat.  Jagalah  agar  tidak
terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.

"Ya   Rabbi?,   istiqomahkanlah   kami  di  jalan-Mu.  Jangan  sampai  kami
tergelincir  ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami
di  jalan-Mu,  yang  jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu
pada  kami  sekarang,  niscaya  kami tak menyadari kesalahan itu selamanya.
   Ampunilah  kami  ya  Allah….  Tolonglah  kami  membersihkannya hingga
dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah…. "

By: Ayat Al Akrash

It's over and get ready for the next..

| Kamis, 21 April 2011
Alhamdulillah.. segala puji bagi Allah dengan segala kebaikanNya..
tak terasa, Akhirnya selesai juga kawan.. Perjuangan kita selama dua tahun di masa ini sudah berakhir.  kita sudah berjuang semampunya.. semoga Allah memberikan yang terbaik dengan segala upaya dan do'a yang kita panjatkan.. Aminn

Hmm.. masa SMA.. menyenangkan kawan, ya kalian semua pasti tau itu..Entahlah apapun kata orang untuk kita, tapi di kelas ini (Aksel A) ada hati-hati yang selalu tersenyum. Wahh kawan.. ketika sedikit kumengenang.. ternyata kita gak akan masuk sampe sore lagi (pulang jam 6sore), gak akan makan bekal makanan bareng-bareng lagi (mksdnya gk ada yang akan malakin makanan kita lagi,, hehe *ini kata uyunk lhoo), gak akan pusing muter-muter belajar malam bareng karena PR numpuk dan karena besoknya ada Ulangan, gak bisa diskusi ringan di sela-sela kepenatan belajar, gk bisa rebut-rebutan maju ke depan buat ngerjain soal di papan tulis lagi, gak bisa ke mushalla rame-rame lagi.. dan begitu banyak yang akan menjadi kenangan yang berkesan mendalam yang tak kan bisa kita lakukan kembali tapi kan selalu ada di hati.

Rasanya ingin menangis (sebenarnya udah nangis).. dua tahun bukan waktu yang lama untuk saling mengerti, saling memahami dengan baik.. tapi waktu yang terlalu cepat untuk saling berbagi senyum dan semangat. Ehm, ternyata perasaan saling memiliki itu tumbuhnya lebih cepat lho.. hayoo buktinya tadi pas selesai UN udah pada nangis, hehe.. semangat ya kawan !
dalam setiap pertemuan pasti ada sebuah perpisahan, perpisahan kita mungkin tak seberapa. karena di hati-hati ini tersimpan kenangan yang  tak kan terlupakan. InsyaAllah. semoga kelak ketika kita bertemu kembali masih ada hati yang dipenuhi senyum-senyum itu.

seperti pesan yang disematkan seorang kakak untukku " that's the only beginning. many thing you must know and must to do. Welcome In The Real Life !!" (emang dr kemarin kita hidupnya gk real ya.. hehe *kidding :D)..
ayoo SEMANGAT !! menyongsong masa depan !! terus tersenyum !! bersiaplah untuk yang kemudian !!
menjemput ketentuan-ketentuan Tuhan dengan senyum penuh ikhlas..

masih ada segudang senyum !!

| Selasa, 12 April 2011

Bukan sebuah kisah menarik yang harus diceritakan, tentang sebuah kegalauan hati seorang anak muda yang sedang mencari jati dirinya. Menginginkan yang terbaik untuknya dan untuk orang-orang yang dicintai. Berharap dapat menjadi penyejuk pandangan setiap orang yang memandang, harapan besar yang mengharuskan usaha besar. 

“Dia” sosok pelajar penuh semangat, ya begitulah kesehariannya dijalankan dngan senyum tak pernah pudar.  Mungkin orang-orang heran dengan sifatnya yang seprti ini. Dalam keadaan apapun dia pasti tersenyum, entah apa yang ada dalam pikirannya, kalimat yang selalu diucapkannya ketika orang-orang menanyakan kebiasaannya itu “karena senyumku adalah semangatku”.  Terdengar aneh untuk orang yang baru mengenalnya.   

Hari-harinya dilewati dengan semangat untuk merubah diri menjadi lebih baik, terlihat dari kuatnya tekad yang tampak pada kesungguhan usahanya.  Entah bagaimana setiap jiwa memandang dirinya. Dengan semua predikat akademiknya. Dengan semangat jiwanya untuk membantu orang lain, dengan segala gerak-geriknya yang membuat orang terpikat pada pandangan pertama. Sosok remaja periang yang kata orang pasti orang tuanya bangga mempunyai seorang anak sepertinya. 

Tapi, seandainya semua orang tau isi hatinya, tau apa yang dipikirkannya. Tak akan seperti itu pandangan mereka terhadapnya. Bagaimanapun dia hanyalah seorang manusia biasa. Penyakit-penyakit hati tak jarang bahkan terlalu sering melekat pada hati putih itu. 

Suatu malam, percakapan ringan sebuah keluarga kecil  sedang membahas masa depan dia dan adik-adiknya.  Sang ayah sedang semangat membahas masalah ini.
“Adek besok jadi hafiz qur’an ya. Jadi anak yang Ayah dan Allah banggakan. Gak papa deh kakak aja yang salah jalan. Nanti adek sama si kecil ini yang akan menjadi anak kebanggan ayah. Kita do;akan semoga kakak selalu dalam lindungan Allah”  sang ayah berujar dengan senyum bangga. 

Bukan hal yang aneh ketika sang ayah mengatakan hal seperti itu. Karena memang keinginannya untuk menjadikan anak-anaknya menjadi hafiz qur’an.  Tapi si kakak ternyata tak mengambil jalan yang disediakan dan diinginkan ayah.  ya, dia hanya bisa tersenyum mendengar ungkapan ayah yang begitu disayanginya. “Salah jalan” kata yang selalu terngiang. Dan sekarang kembali diucapkan ayah. Dia masih ingat ketika sang ayah mendapat pertanyaan tentang anak-anaknya. Pasti yang terucap “gak papa yang pertama salah jalan, nanti adik-adiknya yang meneruskan” 

Entahlah, mungkin ketegarannya sedang menipis, kesabarannya sedang tergerogoti. Si kakak izin masuk kamar “mau belajar”, ungkapnya pada mereka.
Apa yang terjadi disana ? dia menangis, menangis dalam kesendirian. Merasakan usahanya selama ini sama sekali tak ada harganya didepan sang ayah yang ingin dibuatnya bangga. Merasakan penyesalan luar biasa karena yang dilakukannya selama ini ternyata salah dalam pandangan orang terkasih. Menyalahkan dirinya yang seperti ini. Seandainya waktu bisa diputar kembali.  Lama air mata itu mengalit tak berhenti. Dia menulis, mengungkapkan segala isi hatinya pada sahabat yang begitu setia mendengarkan, pada buku harian yang begitu berjasa dalam hidupnya. Entah berapa puluh tetes air mata menemani tulisannya malam itu
.
Tak berani bercerita pada orang lain. Dia takut orang akan memandang ayahnya lah yang bersalah disini, dia takut orang akan berfikir sang ayah tak mengerti tentang anaknya. Karena bukan sang ayah sang salah, Ayahnya hanya menginginkan yang terbaik untuknya.  yang salah disini hanyalah dirinya. 

Dia memang cengeng. Menangisi apa yang seharusnya tak perlu di tangisi.  Membesarkan hal –hal sepele.  Mata sayu itu masih mengeluarkan air mata. Entah apa yang membuatnya begitu sedih. hatinya sakit. Dalam suasana penuh kesedihan itu. Perlahan dia mulai menata kembali hatinya.  “Entahlah, Aku tak tau ini rahmat atau musibah, tapi aku  selaluberprasangka baik kepada Tuhanku” ungkapnya dalam hati. Ya dia tau itu, semua ini mempunyai ibrah yang harus dipetik dari buah tangisannya. menangis, hanya itu cara terjitu yang selalu menemaninya ketika dalam kesedihan. Setidaknya tangisan itu membuat hatinya sedikit lega, merasakan kembali  ketenangannya.

Bismillah, dihapusnya semua air mata. Mulai tersenyum pada hati, pada dirinya. “Ini bukan apa-apa, biarlah Allah yang menilai ketulusanku” . kalian tau apa hikmah terbesar yang dia dapatkan dari rangkaian kisah yang Allah tetapkan untuknya. Akhirnya dia tersadar Allah-lah satu-satunya yang akan menilai prjuangannya dengan nilai terbaik, bukan ayahnya, bukan mereka. 

Hatinya perlahan tenang kembali, ada kesejukan disana. Ketentraman yang Tuhannya berikan. Menghela nafas panjang sambil menutup mata. Aku ikhlas, ungkapnya. Kan kuberikan senyum terbaikku untuk mereka.


Dalam Dekapan UKHUWAH

| Rabu, 06 April 2011
by : Salim A. Fillah

karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa
karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
karena satu kesalahanmu padaku menghapus
sejuta kebaikan yang lalu
wasiat sang Nabi itu rasanya berat sekali
"jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara"

mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
menjadi kepompong dan menyendiri 
berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam
bertafakkur bersama iman yang menerangi hati
hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
melantun kebaikan diantara bunga, menebar keindahan pada dunia

lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapam ukhuwah
mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi
dengan persaudaraan suci, sebening prasangka, selembut nurani,
sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji

hehe... Subhanallah !!

| Minggu, 03 April 2011
Aku tersenyum lebar untuk hari ini. Alhamdulillah, akhirnya darmawisata dari sekolah untuk kelas aksel terlaksana juga. Taman Wisata Gunung Rinjani --> air terjun Jeruk manis sudah kusinggahi. 2 jam perjalanan dengan bus terasa menyenangkan, emang itu orang-orang di dalam bus gk ada yang pada bisa diam. ada aja yang dibahas. itulah teman-teman sekelasku. karena keributan dan kecerian mereka perjalanan kami tak terasa, dipenuhi oleh gelak tawa yang tak pernah pudar. ditamabah perjalanan 1.5 km mendaki gunung, waduh ini yang ngebuat kakiku kesemutan waktu di rumah, pegel euy.,

Aku tersenyum lagi mengingat kejadian tadi. "pak guru kok makannya gak duduk !!", tegurku pada salah seorang guru yang kulihat makan berdiri waktu baru sampai di Tamannya. "iya nih, klo tanahnya gk basah, pak guru duduk".. aku cengengesan inginku menimpali, tapi rasanya tak sopan, sudahlah yang penting sudah kuingatkan (memang sih tanahnya agak basah, tapi kan banyak tempat duduk yang lain pak, ucapku dalam hati)..

perjalanan mendaki gunung, tak henti-hentinya kata subhanallah, Allahu Akbar kupanjatkan untuk Robbku. Duhai Allah begitu indahnya kau ciptakan alam ini. Suasana hutan yang sunyi terasa begitu nyaman. kesejukannya terasa masuk sampai ketulang. dikejutkan dengan pertanyaan temanku. "umi, gk ribet naik gunung pake rok gitu? jadi kayak cinderella naik gunung.. hehe. aku tersenyum pertanyaan yang terlalu sering kudapatkan. "Alhamdulillah, gak ada yang ribet kok dalam melaksanakan aturan Tuhan " kujawab dengan senyuman penuh makna. sepertinya dia paham, kulihat dia memberikan senyumannya padaku.

kulanjutkan kembali acaraku dengan alam. kutengok kanan dan kiri. disana jurang, tapi subhanallah kecantikan alam yang ditampilkannya. masih tersenyum mengingat pertanyaan temenku tadi. Allah, aku bangga dengan aturanmu. malah terbukti dengan Aku berpakaian seperti ini gak ada serangga yang menggigitku, gak gatal karena bergesekan dengan daun-daun liar. Alhamdulillah.. 

ada suara air, rasanya sudah bgitu dekat. sudah nyampe !!. teriak ketua kelasku penuh ketakjuban. Aku tak bisa bohong. disana memang ada air terjun yang begitu tinggi menampilkan keelokannya. Subhanallah... Robbku memanng tak ada tandingannya, hatiku bergumam takjub. kudekati air itu, wow, dingin sekali. hii bulu kudukku sampe naik merinding kedinginan. 

aku ditarik mereka. jbuurr, akhirnya basah juga. ahh, padahal gk berniat untuk mandi. tapi, sudahlah. pak guru yang kutegur tadi mendekatiku bilang, "neng, salah kostum ya, itu bukan baju untuk renang, hhe" wah pak guru meledekku. aku cengengesan lagi, sambil senyum kujawab "emang bajunya pak guru untuk renang juga ya :D hehe". pak guru tertawa mendengar jawabanku
guru-guru pada ngeliatin( mungkin bingung liat aku yang mandi lengkap dengan segala atributku, hehe). gak ada yang aneh kok menurutku. aku hanya ingin menjaga diriku, dan ini salah satu caranya. Aku tersenyum pada mereka yang mungkin masih gk percaya melihatku.. hehe. Syari'at Islam harus ditegakkan walau dimana, dalam keadaan bagaimana pun, ungkapku dalam hati..

Terimakasih Allah.. ada banyak kemudahan yang kau berikan dengan hanya menjalani perintahMu. Maha Suci Engkau dengan segala ketentuanMu untuk memuliakan hamba-hambaMu. tapi banyak orang tak sadar dengan kemulian itu. semoga aku termasuk hamba-hamba yang Allah berikan kemuliaan, Aminn (ungkapku penuh harap)




La Ilaha Illa anta subhanaka Inni kuntu minazhzhalimin... !!

| Jumat, 01 April 2011
diam dalam keheningan malam, setelah mendengarkan Tausyiah yang ku download tadi. setelah selesai membaca artikel seputar kondisi keimananku.. teringat kutipan kalimat yang kubaca di sebuah artikel tadi Sering kali dirimu diminta untuk taat, tapi hatimu senantiasa merasa berat, karena memang tak mencintai ketaatan. Karena itu, yang pertama kali kau lakukan adalah mengobati qalbumu. Bila sudah sembuh, nikmat cinta pun akan datang dengan sendirinya. (Syekh Ibn 'Atha'illah).
“Setiap segala sesuatu ada alat pembersihnya. Dan alat untuk membersihkan qolbu adalah dzikrulloh”
 segera kutersadar, mengambil wudhu .. "Aku ingin menghadap Tuhanku", ungkapku pada hati. hatiku begitu merindukanNya, Aku rindu sangat merindukannya. kuniatkan shalat 2 rakaat, bertaubat kepadaNya, berharap hatiku tentram setelah shalat memohon ampunan... 
La Ilaha Illa anta subhanaka Inni kuntu minazhzhalimin...
Ya Allah,, dengan segenap hatiku kupanjatkan do'a tuk memohon ampunanMu. Rasa takut dan maluku berbaur menjadi satu dalam hening sujud malam itu. kumenangis, biarlah aku menangis.. menangisi diriku dihadapanMu.. Hatiku sedang dilanda berjuta bintik hitam, yang menyebabkan ibadahku akhir-akhir ini begitu hambar. yang menimbulkan rasa malas menjaga keistiqomahan untuk beribadah kepadaMu. 
Duhai Allah, Hatiku sedang dijalar penyakit. penyakit yang membuatku begitu tersiksa. merasakan kehampaan. Aku ingin merasakan nikmat ibadahku kembali. Allah.. Ampuni Aku.. Ampuni hambamu yang penuh akan kesombongan, ampuni aku yang tau diri.. Ampuni aku yang terlalu sering kufur akan nikmatMu. Robbi, hilangkan sifat riya' dalam diri, sikap sombong merasa sudah menjadi orang baik, padahal diri ini terlampau jauh dari kebaikan. Ya Rahman.. kurasakan taubatku yg selama ini kulakukan seakan tak  berbekas. semua kuulangi kembali.. Aku melupakannya. Akan tetapi Engkau masih saja memberikanku berjuta nikmat. Aku terlalu bodoh, terlalu sombong menjadi seorang manusia. tak pernah memikirkan semuanya sehingga yang kulakukan hanya mengeluh. 
Robbi, jika derairan air mata dan bergetarnya hati adalah bagian dari taubat. semoga kau terima taubatku malam ini. Aku menangis, terisak yang membuatku lupa untuk bernafas. tersedak dalam sujudku yang membuat air mataku tak henti-hentinya terderai. hatiku bergetar mengingat segala khilafku.
Ampuni hambamu ini. Maafkan Robb karena terlalu sering melupakanMu. Hatiku meringis, bergetar rasanya begitu sakit.. AKU MERINDUKANMU DUHAI ALLAH.. ALLAH.. ALLAH.. ALLAH.. ALLAH..
Allah tetapkanlah hatiku pada asa dan rasa untuk selalu merindukanMu...
Rabbana zhalamna anfusana wa in lan taghfir lana wa tarhamna lanakuunanna minal khasi-riin
 

 

Copyright © 2010 Senyum dan Semangat